EDUCATION BLOG

EDUCATION add me Funfmusiken@yahoo.com like my blog, thanks ^^,

Latest Post

ATEISME JEAN - PAUL SARTRE

Written By Unknown on Kamis, 26 November 2015 | 19.54



V.  ATEISME JEAN-PAUL SARTRE
Oleh: Andrean Wilianoto

Secara garis besar menurut paradigma Ateisme Jean-Paul Sartre (1905-1980) adalah “Ateisme adalah usaha yang panjang dan kejam ; aku berpendapat bahwa aku meneruskanya sampai pada batasnya” (dikutip dari Weger 145). Ajaran ini menekankan pada demi Keutuhan manusia tidak mungkin ada Allah. Hanya kalau tidak ada Allah , manusia dapat betul-betul menjadi dirinya sendiri. Dengan adanya Allah maka dapat mencegah manusia untuk menjadi dirinya sendiri.
Eksitensialisme bukan Ateisme, sekedar membuktikan bahwa tidak ada Allah, melainkan sebenarnya Eksistensialisme mengatakan: bahkan seandainya ada suatu Allah, hal itu tidak akan merubah apa-apa; itulah titik pandang dan yang menjadi pokok pikiran Jean – Paul Sartre. Bukan seakan-akan percaya bahwa Allah itu ada, tetapi kami berpendapat bahwa pernyataan itu bukanlah pernyataan tentang eksistensinya, manusia harus menemukan dirinya sendiri sebagai penyelamat, juga tidak ada suatu bukti sah tentang adanya Allah. Berikut adalah unsur-unsur utama yang terkandung dalam ateisme Sartre dan beserta tanggapannya.
1.      Ateisme Sartre
Inti dari keyakinan Sartre adalah, “Manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri”(Sartre 1946,24). Bertanggung jawab atas dirinya sendiri berarti bahwa ia sendiri yang membentuk dirinya sendiri. “Manusia bukan lain hanyalah apa yang diciptakannya sendiri. Itulah prinsip pertama Eksistensialisme” ( Sartre 1946,22). Bahkan lebih lagi ialah “Manusia tidak hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri, melainkan bertanggung jawab atas sesama atau semua orang” (Sartre 1946,24). Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang memfokuskan persoalan seputar eksistensi, khususnya eksistensi manusia. Dalam hal eksistensi, Sartre merumuskan bahwa eksistensi mendahului esensi. Teori Sartre tersebut membalik tradisi filsafat Barat sejak masa Plato yang selalu menyatakan bahwa esensi mendahului eksistensi. Menurut logikanya, “jika Tuhan tidak ada, otomatis manusia pun bebas dari beban kodratnya, karena tidak ada Tuhan yang terus-menerus mengawasinya”. Sartre menegaskan bahwa sejatinya manusia pertama-tama ada dan kemudian mewujudkan esensi/makna/kodratnya. Manusia adalah semata-mata apa yang dibentuknya sendiri dan memiliki derajat yang lebih tinggi dari makhluk lainnya karena tidak memiliki kodrat yang sudah ditentukan sebelumnya. Intinya, manusia adalah makhluk yang bebas untuk mewujudkan esensinya sendiri.
            Sartre membagi pemikiranya kedalam 3 konsepsi tentang manusia, yaitu;
·         Kesadaran
Konsepsi mengenai kesadaran sangat penting dipahami terlebih dahulu untuk memahami eksistensialisme Sartre. Kesadaran menurut Sartre adalah kosong tanpa muatan. Pendapatnya ini juga merupakan kritik terhadap Descartes yang membendakan kesadaran dengan menganggapnya sebagai substansi. Kesadaran manusia bukan substansi. Ia tidak memiliki muatan dan kepadatan seperti halnya benda-benda melainkan kosong.
Sartre mengemukakan adanya tiga sifat kesadaran. Pertama, kesadaran bersifat spontan artinya kesadaran itu dihasilkan bukan dari ego atau kesadaran lain atau dengan kata lain menghasilkan dirinya sendiri. Kedua, kesadaran bersifat absolut artinya bukan objek bagi sesuatu yang lain atau dengan kata lain kesadaran selalu ada bagi dirinya sendiri. Ketiga, kesadaran bersifat transparan, artinya kesadaran mampu menyadari dirinya. Hanya manusia yang memiliki kemampuan menyadari dirinya, maka kesadaran diri adalah modus eksistensi manusia yang membedakannya dengan modus eksistensi benda-benda.
Kesadaran membawa manusia pada dua tipe eksistensi yaitu être en soi (ada pada dirinya) dan être pour soi (ada bagi dirinya). Être en soi merupakan tipe eksistensi benda-benda yang tak berkesadaran dan padat tanpa celah. Kepadatan benda-benda membuatnya tak mungkin “menjadi”. “Menjadi” dalam hal ini diartikan sebagai ada yang belum mewujudkan dirinya tetapi sekaligus lepas dari adanya sekarang. Sedang être pour soi adalah yang berkesadaran dan kosong.

·         Waktu
Sartre menolak konsepsi waktu yang spasial, yaitu rentetan titik-titik dalam rentang masa. Maksudnya, titik pasti sekarang tidak pernah dapat ditentukan. Masa lalu, saat ini, dan masa depan bukan tiga entitas yang terpisah, melainkan saling berhubungan. Konsep Sartre mengenai waktu pada dasarnya berhubungan dengan dua tipe eksistensi etre-en-soi dan etre-pour-soi. Masa lalu adalah etre en soi, karena tidak dapat diubah, sedangkan masa kini adalah etre pour soi karena terbuka pada segala kemungkinan.
·         Kebebasan
“Manusia terkutuk bebas” merupakan kalimat Sartre yang diingat hingga saat ini.
Kebebasan itu pertama dikarenakan, manusia tidak memiliki kodrat yang ditanamkan oleh Tuhan atau dengan kata lain Sartre meniadakan Tuhan, maka manusia bebas. Kedua, manusia adalah makhluk berkesadaran, sehingga ia bercirikan kekosongan, berlawanan dengan kepadatan benda-benda. Manusia tidak pernah terumuskan secara tuntas. Karena manusia selalu berongga, maka manusia bebas. Meskipun demkian Sartre beranggapan kebebasan bukan berarti tanpa tanggung jawab, kebebasan justru mengindikasikan tanggung jawab.

2.      Tanggapan
Ateisme Sartre berdasarkan keyakinan bahwa ada kalau ada Allah, manusia tidak lagi bebas dan tidak lagi bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Dan karena manusia bebas tidak bisa lari dari tanggungjawabnya atas dirinya sendiri dan atas umat manusia , tidak mungkin ada Allah.
Apakah benar dengan adanya Allah akan menghalangkan kebebasan dan tanggung jawab? Bagaimana kalau adanya Allah justru memberdayakan manusia? Manusia tau bahaw dirinya dicintai oleh Allah, maka apakah manusia mau berani sepenuhnya mempertaruhkan diri?
Jika agama menekankan ketaatan ,kalau manusia dilarang untuk berfikir sendiri, kalaupun harus diterima begitu saja, Sartre benar. Dalam agama – agama Abrahamistik sebagian para teolog secara eksplisit menyangkal kebebasan manusia karena ada Allah.
Di sini, ada juga pandangan dan penghayatan. Jika kita memposisikan bahwa Allah adalah Dalang dan manusia adalah wayang, seakan kita berfikir jika kita bisa bergerak jika karena adanya Allah, kita bisa menggerakan tangan karena Allah yang menggerakan dan bukan karena kita sendiri. Kalau demikian hubungan Allah dengan manusia seperti itu, maka Sartre benar.
Allah juga bisa dilihat menurut paradigma kasih. Sebagaimana jika seseorang tau bahwa dirinya dicintai tanpa reserve oleh seseorang, maka akan mendapat harga diri yang lebih besar sehingga ia mau mempertaruhkan nyawanya dan tidak mundur dari tanggungjawabnya. Seruan Pe-Mazmur mengatakan “Lemparkan bebanmu kepada Allah”, seruan ini tidak berarti bahwa kita lari meninggalkan beban kita dan apa yang menjadi tanggungjawab kita sebagai manusia. Dalam mazmur ini, mengartikan bahwa Allah ada, turut campur tangan dalam memberikan suatu kelegaan dengan turut menopang dan memikul apa yang menjadi beban kita. Dalam kesadaran bawah seseorang merasa dicintai oleh Allah, maka ia berani menjalankan peranya dengan mengambil tanggungjawab tersebut.
Hal sama yang berlaku bagi argume Sartre bahwa kalau ada Allah, kita diciptakan, dan itu berarti bahwa kodrat kita sudah ditentukan. Tetapi manusia bukanlah murni kesadaran dan subjektifitas saja. Manusia selalu membawa dirinya sendiri dengan kodratnya, dalam segala-galanya, dan hal ity tidak membuatnya kurang manusia, melainkan justru merupakan kondisinya. Anggapan bahwa berada-pada-dirinya-sendiri dan berada–bagi-dirinya-sendiri harus terpisah mutlak justru tidak masuk akal ( adalah Hegel yang menguraikan saling keterkaitan itu dalam The Phenomenology of mind). Jadi Teori Sartre adalah Aneh dan Sartre hanyalah korban ekstrem dari paham tentang kebebasan yang tak nyata.  
3.      Catatan mengenai Albert Camus ( Intermezo )
Hidup itu Absurd, Albert Camus mempunyai uraian tentang absurd. Albert Camus tergolong seorang filsuf eksistensialis. Konsep dasar pemikirannya yang sangat terkenal adalah “ yang absurd “. Konsep ini diuraikan dalam esai Le Mythe de Sisyphe (The Myth of Sisyphus, 1941). Absurditas merupakan titik pemikiran eksistensialisme yang kemudian dikembangkan oleh Albert Camus menjadi aliran Filsafat tersendiri. Maka muncullah aliran filsafat Absurdme yang tidak lain adalah pengembangan dari titik pemikiran eksistensialisme. Seperti yang dikatakan oleh Camus bahwa intuisi absurditas telah muncul sejak Kierkegaard dan Nietzsche. Sartre pun pernah mengatakan bahwa hidup ini absurd. Karena menurut Sartre kita terlempar begitu saja ke dunia ini tanpa ada yang menciptakan dan tanpa tahu tujuan dari adanya hidup ini. Selain itu menurut dia bahwa manusia selalu ingin menjadi Tuhan tapi hasratnya itu merupakan suatu hasrat yang tidak mungkin tercapai, mustahil, dan absurd.
Camus menekankan kematian sebagai sebuah kepastian. Sehingga, kesadaran manusia membuatnya menjalani kehidupan sambil menunggu kematian. Ada beberapa orang yang berpikir apabila kematian memang adalah akhir dari sebuah kesadaran, kepastian di antara ketidakpastian, maka kematianlah yang harus dihampiri dengan cara bunuh diri.
Menurut Camus bunuh diri merupakan tindakan menyerah pada kehidupan. Camus dengan petuahnya ‘Saya memberontak maka saya ada’ tidak setuju pada tindakan bunuh diri. Tindakan itu adalah tanda bahwa manusia memilih untuk berhenti berjuang atas absurdnya hidup. Ia menekankan bahwa harapan dalam kehidupan timbul saat manusia memberontak terhadap takdirnya, bukan ketika manusia menyerah. Apabila manusia tidak pasrah dengan kehidupan dan memilih untuk melawan takdir serta memilih untuk tidak mengakhiri hidupnya, di titik itulah ia membuktikan eksistensinya.
Ateisme Camus dengan demikan kelihatan sebagai implikasi masalah adanya masalah penderitaan dan kejahatan dalam dunia. Penderitaan itu tidak masuk akal, tidak dapat diperdamaikan kedalam sebuah kerangka yang lebih luas. Maka tidak mungkin kita diciptakan oleh Allah dan tak mungkin kita ditangan Allah. Ateisme ini tidak mungkin ada jawaban murahan. Karena masalah yang melatarbelakanginya memang masalah kunci keAllahan. Jawaban yang kena hanya satu yaitu menularkan kepada Camus atau siapapun bahwa meskipun ada kejahatan dan penderitaan, Allah dialami sebagai Realita yang positif.

Written By Unknown on Jumat, 28 Februari 2014 | 18.15

HUMAN Kalbis Institute

Written By Unknown on Senin, 21 Oktober 2013 | 05.42


Holaaaaa,,,, kalbisers dan para sobat Edu... waduh,, baru ngeblogg lagi nih.. setelah berkeluh kesah dengan kegiatan di kampus lagi, sekarang saya mau berbagi lagi nih.. yupzzz,, sesuai judul di atas HUMAN...
apa sih HUMAN ? HUMAN kan manusia ? oke deh, tanpa basa basi lagi, kita cukupkan saja introduce tentang si HUMAN ini.. hahaha..

HUMAN a.k.a Himpunan Mahasiswa Manajemen adalah sebuah Organisasi kemahasiswaan dari universitas terbaik dan terkenal.... hahaha yaitu Kalbis Institute Sodara dari Bina Nusantara.. HUMAN ini merupakan HMJ a.k.a Himpunan Mahasiswa Jurusan dari Prodi Manajemen. mengapa dinamakan HUMAN? dan kenapa ga nama keren lainya?? jadi begini sodara sodari, HUMAN sendiri buukan hanya sebuah singkatan tapi juga memiliki filosofi kekuatan Hidup dan perjalanan serta visi dan misi yang mulia dan cerdas serta berakidah.. betolllll... hahaha...

langsung saja Filosofi HUMAN. sebagai mana HUMAN dari asal kata bahasa inggris yang berarti manusia, sebagai mana manusia adalah ciptaan Tuhan yang mulia, yang memilki akal dan hati nurani. lalu manusia Hidup memiliki Tujuan dan tujuan yang harus di capai itu juga pastinya membutuhkan pengorbanan yang sangat berarti.  filosofi ini mencerminkan Tujan dan visi HUMAN sebagai organisasi yang mewadahi para mahasiswa Manajemen Kalbis institute dan berkreatifitas serta berjalan menuju satu tujuan yang mulia selain untuk menggapai kesuksesan..

HUMAN sendiri sudah beregenerasi kepengurusan, dan tiba di angkatan kami mahasiswa 2012 dengan beberapa kepengurusan Inti dari HUMAN serta di bantu oleh adik-adik mahasiswa 2013 Prodi manajemen. dan saya kira angkatan saya adalah kepengurusan terkreatif.. hahaha.. boleh dong membanggakan sesuatu agar bisa memotivasi tapi tanpa bermaksud menjelekan kepengurusan kakak-kakak kami. karean buat kami beliau lah mentor dalam organisasi ini.

oke lah,, saya rasa cukup introduce dari HUMAN.. untuk selebihnya mengenai event dari HUMAN , bisa mengunjungi Blog dari HUMAN,, okey.. GBU all.. bye.. see you..