MENGANALISA
DIALOG DEBAT CAGUB
&
CAWAGUB DKI PERIODE 2012/2017
PENGANTAR & TUJUAN
Berhubung akan dilkasanakan pemilu KaDa DKI Jakarta
yang telah memasuki putaran kedua / final round, Cagub dan Cawagub mendapatkan
hak yang sama yaitu berkampanye, berorasi, berkomunikasi dan berinteraksi
langsung kepada masyarakat kota Jakarta demi mendapatkan pencitraan yang baik
di depan public. Para cagub dan cawagub juga berkesempatan untuk menyampaikan
visi & misi mereka untuk ibukota Negara. Dalam menyampaikan Orasi dan
mempertajam visi & misi mereka masing-masing, maka dibutuhkan juga
Komusikasi yang sangat baik agar dapat membentuk citra baik dan dapat menarik
hati masyarakat serta mendapat simpati.
Maka dari itu, Komunikasilah yang akan kami bahas,
melalui tayang ulang “JAKARTA MEMILIH” DEBAT CAGUB DAN CAWAGUB DKI JAKARTA yang
dilangsungkan di salah satu satsiun televisi
nasional. Berikut analisis kami, dan selamat membaca.
ISI ANALISI
Etika berdialog
foke ;
v Fauzi
Bowo terlalu mengutamakan Emosi.
v Memunculkan
keegoisannya.
v Sikap
terlalu mendominasi jalannya diskusi, sedangkan berdiskusi perlu menghormati
lawan diskusi tersebut.
v Cara
berdialog foke lebih cenderung menyinidir masalah SARA.
Eika berdiskusi Nachrowi Ramli;
v Kata-kata
yang di keluarkan oleh nachrowi,cenderung menyinggung masalah privasi lawan
bicaranya ( jokowi dan ahok).
v Menyinggung
masalah SARA.
v Sering
sekali, nachrowi memancing emosi lawan dengan sindiran-sindiran yang kurang baik untuk di katakan.
v Foke
dan Nachrowi , menyonbongkan diri karena mereka imcumbent yang di dukung
partai-partai besar.
v Peranya
kurang dominan, di bandingkan oleh peranya basuki / ahok
Bahasa verbal Foke dan Nachrowi
Fauzi Bowo, lebih tenang di
bandingkan Nachrowi. Sedangkan Nachrowi, menurut kami lebih cenderung menganggap
enteng lawan debatnya , merendahkan
statement pihak lawan. Bahasa yang
digunakan oleh pasangan ini, terutama foke dapat dikategorikan lebih baku
dibandingkan nachrowi.
Bahasa verbal jokowi dan ahok.
Menurut kami , jokowi mudah terpancing provokasi dari pihak
lawan, sehingga jokowi membalas dengan singgungan kepada pihak lawan.
Sedangkan Bahasa verbal ahok, tegas,
namun mudah terprovokasi juga oleh perkataan pihak lawan debat. Bahasa yang mereka gunakan
tergolong baku dan terkadang tidak baku.
KESIMPULAN
Jadi kesimpulan dari kelompok kami, dari kedua pihak
tersebut masih memakai tingkat emosi yang tinggi dalam menghadapi provokasi
antar pendapat dari setiap pasangan kanidat cagub dan cawagub. Dari kedua
pasangan tersebut masih melanggar etika perdebatan dan diskusi secara formal di
depan public, karena mereka adalah public figure, seharusnya memberikan citraan
yang baik untuk masyarakat.,Seharusnya mereka tidak menyinggung masalah ras dan
SARA karena akan memberikan dampak negative bagi masyarakat.
PENUTUP
Demikian analisis dan persembahan dari kami, masih banyak kekurangan kata prakata yang
kami sajikan dari kelompok ini, sebuah proses pembelajaran saat kami
menganalisis, menarik kesimpulan dan mengerti cara berorasi, diskusi yang baik
di depan public dan menjadi public figure yang menarik namun sesuai dengan
etika berkomunikasi. Terimakasih.
0 komentar:
Posting Komentar