PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan YME, atas ilhamnya kami dapat membuat dan
merevisi makala ini. Kami mengambil Topik yang bersangkutan dengan 2 konsep
ekonnomi, yaitu Mikro dan Makro. Dalam kesempatan kali ini kami membahas lebih
dalam dan lebih spesifik tentang masalah-masalah yang ada dan terjadi dalam system
ekonomi Mikro dan Makro, bagaimana proses ekonomi mikro dan makro, dan analisis
dari studi kasus yang kami ambil dari ekonomi mikro dan makro. Demikian pengantar
ini kami lampirkan, kiranya makala ini benar dan tepat sesuai realitas ekonomi
saat ini. Terima kasih
Penyusun
DEFINISI
EKONOMI MAKRO DAN MIKRO
EKONOMI MIKRO.
EKONOMI MAKRO.
Bagan disamping memperlihatkan proses / siklus ekonomi
3 sektor, yaitu pemerintah, rumah tangga dan perusahaan. Dalam suatu siklus
pasti akan mengalami perputaran, bagan disamping menunjukan bahwa adanya
keterkaitan perusahan dengan rumah tangga, rumah tangga dengan pemerintah dan
pemerintah dengan perusahaan. Rumah tangga memberikan factor produksi kepada
perusahaan yaitu SDM. Sedangkan Perusahaan melakukan kewajibanya kepada rumah
tangga yaitu memberikan gaji atau upah dari tenaga kerja yang ia konsumsi,
sementara itu, pemerintah menerima pajak dari rumah tangga dan perusahaan
sebagai wujud kewajiban 2 sektor itu, lalu sebaliknya pemerintah memberikan
jasa dalam bentuk lembaga keuangan dan penanaman modal bagi perusahaan dan
rumah tangga.
Variabel tersebut adalah :
-
Tingkat
pendapatan nasional
-
Konsumsi rumah
tangga
-
Investasi
nasional ( pemerintah maupun swasta )
-
Tingkat tabungan
-
Belanja
pemerintah
-
Tingkat
harga-harga umum
-
Jumlah uang yang
beredar ( Inflasi )
-
Tingkat bunga
-
Kesempatan kerja
-
Neraca
pembayaran
-
Eksport dan
import
-
Dll
Kami
akan membahas sistem Ekonomi makro secara lebih mendetail. Ekonomi
makro atau makroekonomi adalah studi
tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi
yang memengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro
dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target
kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Sebagai
contoh dari masalah ekonomi makro, kami mengambil contoh dari masalah
Kelonjakan kenaikan harga BBM.
DAMPAK KENAIKAN BBM
Dampak
lonjakan bahan bakar minyak terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia dalam
beberapa tahun terakhir
Kelangsungan
ekonomi di indonesia telah terperosok dalam sektor makro, yang di mana struktur
ekonomi Indonesia terpengaruh oleh lonjakan harga Bahan Bakar Minyak. Itu bisa
dibuktikan dari kenaikan harga sembako bila BBM naik, harganya bisa meningkat
10 – 50%. Fenomena ini kian marak setelah kejatuhan orde baru, setelah
terlahirnya era terpimpin. Dan negara diungkap menyimpan banyak hutang di bawah
kepemimpinan Soeharto.
Contohnya
seperti belakangan ini, 1 september 2012, terjadi kenaikan harga bbm pertamax
yang dari Rp9500,- menjadi Rp9850,-. Kenaikan harga bbm tersebut dikarenakan
harga minyak mentah di indonesia mengikuti harga minyak mentah internasional
yang telah melonjak 0,07 – 0,15 juta barel per hari. Selama tahun 2003-2004
saja, harga Premium Rp 1.810 per liter. Pada 1 Maret 2005 menjadi Rp 2.400,
kemudian pada 1 Oktober 2005 menjadi Rp4.500.
Terakhir kali pemerintah menaikkan harga BBM adalah pada 24 Mei 2008, yaitu
menjadi Rp 6.000 per liter.
Walau
harga minyak dunia naik turun, pemerintah Indonesia telah mensubsidi bbm
sehingga hargany tetap pada Rp4500,- semenjak 29 Januari 2009. Subsidi harga
Bahan Bakar Minyak terus berlanjut hingga menambah hutang indonesia terhadap
negara luar. Tetapi tidak akan bertahan lama, setelah pemerintah tidak dapat
mampu mensubsidi, harga bbm akan melonjak jauh dari nilainya kini. Indonesia
tidak akan memiliki harga bbm paling murah lagi.
Dampak
dari kenaikan bbm akan mempengaruhi banyak pihak, salah satunya adalah usaha
kecil menengah. Biaya produksi otomatis akan meningkat untuk mengimbangi harga
pasar minyak, karena harga bahan dasar dan pendistribusian juga naik. Kondisi keuangannya juga menjadi rapuh,
sehingga rantai perekonomian akan terputus; Maka dapat menimbulkan krisis
ekonomi, seperti yang terjadi di Eropa saat kini. Harga jual produk mereka pun
akan meningkat untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kenaikan bbm juga mengakibatkan
dampak yang buruk bagi karyawan. Perusahaan-perusahaan besar banyak
memberhentikan karyawannya untuk meminimalkan beban produksi. Hal itu mungkin
merugikan sejumlah besar karyawan swasta yang bekerja di instansi swasta. Namun
pemberhentian pegawai tersebut hanya bersifat periodik, yang artinya instansi
tersebut mulai menerapkan sistem cabut pegawai bila ternyata biaya produksi
tidak sebanding dengan beban gaji karyawan.
ANALISIS ALUR GRAFIK KENAIKAN BBM DAN INFLASI KARENA
NAIKNYA HARGA BBM.
Dari
grafik dibawah merupakan alur terjadinya inflasi akibat naiknya harga BBM. Mayoritas
mata pencaharian terbesar masyarakat Indonesia berada disektor industry. Perusahaan
industry dalam menjalankan perusahaannya memrlukan banyak minyak untuk
menggerakan komponen-komponen yang menunjang kelangsungan produksi perusahaan
itu. Jika harga minyak naik yang misalnya 500/perbarel mampu untuk kelangsungan
hasil produksi yang bernilai 1000, jika harga minyak naik 500 maka jadi
1000/perbarel, otomatis secara hukum ekonomi proses produksi akan berkurang 500
dan menjadi 500. Maka untuk menutupi biaya produksi yang membengkak dan agar
tidak terjadi kontraksi ekonomi maka diperlukan biaya tambahan. Jadi otomatis
perusahaan akan menaikan harga barang yang diproduksi di pasaran. Dan secara
otomatis juga semua harga akan naik yang dikahwatirkan terjadi inflasi dan akan
berdampak kriisi ekonomi lagi.
Dari
grafik diatas menyatakan bahwa BBM merupakan salah satu aspek mendasar dalam kehidupan masyarakat,
hal tersebut dapat terbukti karena saat harga BBM naik, otomatis semua harga
bahan mentah maupun bahan pokok ikut melonjak.Sehingga harga penjualan naik
untuk mengimbangi konsumsi bahan bakar minyak atau sumber daya yang
bersangkutan. Selain biaya produksi yang naik, maka biaya distribusi pun ikut
naik. Bila hal itu terus terjadi, maka kejadian krisis moneter pun bisa
terulang kembali. Dan dapat mengakibatkan perekonomian negera pun lumpuh.
Seperti
yang pernah bangsa Indonesia alami, saat mengalami krisis moneter, kamki
mengambil contoh sebuah kasus Inflasi yang dialami Indonesia, karena
melonjaknya nilai jual BBM yang melambung tinggi.
Sumbangan BBM terhadap Inflasi Sangat Besar
JAKARTA
(Suara Karya): Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan tingkat inflasi pada
periode Mei 2008 mencapai sekitar 1 persen. Ini terutama dipicu kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) yang mulai berlaku Sabtu (24/5) pukul 00.00 WIB.
"Inflasi
bulan Mei akan lebih tinggi dibanding April 2008 yang mencapai sebesar 0,57
persen," kata Kepala BPS Rusman Heriawan di Jakarta, pekan lalu.
Menurut
Rusman, BBM merupakan salah satu komoditas yang memberikan bobot sumbangan
inflasi terbesar setiap bulan atau mencapai sekitar 1,7 persen.
"Karena
bulan Mei akan berakhir dalam satu pekan lagi, maka sumbangan kenaikan BBM
terhadap inflasi akan mencapai sekitar 0,425 persen," tuturnya.
Sehingga
dengan tambahan inflasi yang juga disumbangkan kenaikan harga kebutuhan pokok
pada tiga pekan sebelumnya, maka menjadikan inflasi akan mencapai sekitar 1
persen. Dampak kenaikan harga BBM terhadap masyarakat bersifat langsung ,
karena hampir sebagian besar kegiatan masyarakat terkait dengan energi.
"Untuk
bulan Mei masih sekitar 0,425 persen. Namun untuk bulan Juni sumbangan BBM
terhadap inflasi akan sangat besar. Sedangkan bulan Juli dampaknya semakin
mengecil dan Agustus akan mencapai keseimbangan baru," katanya.
Rusman
menambahkan, besaran tingkat inflasi akibat kenaikan harga BBM secara historis
juga pernah dialami ketika pemerintah menaikkan harga pada tahun 2005. Dengan
kenaikan BBM dan kebutuhan pokok lainnya itu, tingkat inflasi tahunan (year on
year) atau Juni 2008 terhadap Juni 2007 bisa menembus tingkat 10 persen.
Sementara
itu, Bank Indonesia (BI) diingatkan agar jangan sampai terlambat mengantisipasi
kenaikan laju inflasi akibat kenaikan harga BBM. Hal ini akan mempengaruhi
kepercayaan pasar pada rupiah. "Potensi inflasi bisa mencapai 11-12
persen. Itu perlu segera diantisipasi," kata Direktur Perencanaan Makro
Bappenas Bambang Prijambodo.
Seperti
studi kasus diatas, jika Indonesia mengalami kelonjakan harga BBM secara
historis,maka bukan tidak mungkin lagi, Indonesia akan mengalami krisis bahkan
akan mengalami kelumpuhan dibidang ekonomi. Negara Indonesia, pertumbuhan
perkapita Negara Indonesia, sebesar 6,4% dan yang terbesar dari sector
pertanian dan infrasturktur. Jika bahan bakar bersubsidi naik, maka biaya untuk
produksi kembali meningkat, jiika semua meningkat termasuk ongkos dan tarif
transportasi, jasa pengiriman dan jasa distribusi secara otomatis akan
mengalami kelonjakan. Rumah tangga yang perekonomiannya berada di kelas bawah,
maka akan semakin terpuruk karena mahalnya biaya untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Dan tingkat kemiskinan, tingkat kriminalitaspun akan meningkat.
FAKTOR-FAKTOR KENAIKAN HARGA BBM
Sebagaimana telah umum
diketahui, setiap tahun pergerakan harga minyak dari waktu ke waktu selalu
menjadi sorotan pelaku ekonomi dunia. Hal tersebut tidak lepas dari transmisi
yang disalurkan dari salah satu komoditas energi ini. Minyak tidak hanya
sebatas mampu mempengaruhi komoditas energi lain maupun komoditas mineral lain,
tapi juga sangat berpengaruh terhadap pergolakan sendi perkenomian makro maupun
mikro di hampir seluruh negara.
Sebagian kalangan tentunya
sudah memahami bagaimana harga minyak dapat naik ataupun turun. Namun bagi
sebagian lainnya, hal ini agaknya menjadi pertanyaan menarik mengapa dan apa
penyebab serta bagaimana keseimbangan harga minyak terjadi. Uraian catatan
berikut kiranya akan sedikit mengedukasi dan menjawab pertanyaan publik
tersebut.
Di tengah kompleksitasnya,
dengan beragam faktor yang berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi,
pada kenyataannya pergerakan harga minyak dari waktu ke waktu tidaklah mungkin
dapat untuk dihitung dan diprediksi secara pasti. Namun demikian, eskalasi
harga miyak yang mungkin terjadi umumnya dapat dipahami dengan melihat dua
faktor, yaitu faktor fundamental dan faktor nonfundamental.
Keterangan dari bagan di atas;
Opec adalah : Organization of Petroleum Exporting Countries
Opec merupakan organisasi yang berisikan anggota Negara-negara yang meliki cadangan minyak surplus, Negara-negara dominan di kawasan jazirah arab ini merupakan pengekspor minyak terbesar di dunia. Anggota Opec saat ini adalah Anggota
Afrika
Asia
Arab Saudi (negara pendiri, September 1960)
Iran (negara pendiri, September 1969)
Irak (negara pendiri, September 1960)
Kuwait (negara pendiri, September 1960)
Qatar (Desember 1961)
Uni Emirat Arab (November 1967)
Amerika Selatan
Ekuador (1973–1993, kembali menjadi anggota sejak tahun 2007)
Venezuela (negara pendiri, September 1960)
Anggota yang keluar
Pada Mei 2008, Indonesia
mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan surat untuk keluar dari OPEC pada
akhir 2008 mengingat Indonesia kini telah menjadi importir minyak (sejak 2003) atau
net importer dan tidak mampu memenuhi kuota produksi yang telah
ditetapkan.
Kemungkinan jadi anggota
Suriah,
Sudan, dan
Bolivia (ketiga negara ini sudah diundang oleh OPEC untuk bergabung)
Brasil (ingin bergabung setelah ditemukan cadangan minyak yang besar di Atlantik)
OECD.
Organisasi untuk
Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD - Organisation
for Economic Co-operation and Development) merupakan sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh
negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas.
Berawal tahun 1948
dengan nama Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi Eropa (OEEC - Organisation
for European Economic Co-operation), dipimpin oleh Robert Marjolin dari
Perancis, untuk membantu menjalankan Marshall
Plan, untuk rekonstruksi Eropa setelah Perang
Dunia II. Kemudian, keanggotaannya merambah negara-negara non-Eropa, dan
tahun 1961, dibentuk
kembali menjadi OECD oleh Konvensi
tentang Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi.
Anggota[1]
Negara anggota
OECD (tahun 2010). Anggota asli berwarna biru gelap.
Terdapat tiga puluh anggota penuh;[2]25
diantaranya (ditandai dengan *) dianggap sebagai negara
berpendapatan tinggi oleh Bank Dunia tahun 2006.
Anggota
pendiri (1961):
|
|
Bergabung
kemudian (menurut urutan tahun bergabung):
|
|
- Komisi Eropa membantu tugas OECD, bersama Negara Anggota UE.[3]
Kandidat anggota
Akan menjadi anggota
Faktor Fundamental
Faktor fundamental ini merujuk
pada prinsip-prinsip dasar atau pokok yang dalam kegiatan ekonomi dapat
dimaknai sebagai pertemuan antara permintaan dan penawaran, yang mana
permintaan (demand) bersumber dari konsumen sedangkan penawaran (supply)
berasal dari produsen. Pada hakekatnya, harga (price) akan terbentuk melalui
interaksi dari kedua komponen yang memiliki kepentingan yang berlawanan
ini.
Dalam dunia nyata dewasa ini,
di mana seluruh negara di dunia hampir tidak ada lagi “sekat” untuk
berinteraksi melakukan perdagangan satu sama lain, permintaan akan minyak
merupakan representasi dari kebutuhan minyak hampir seluruh dunia. Sedangkan
pada sisi sebaliknya, penawaran merupakan representasi dari produksi minyak di
seluruh dunia, sehingga faktor fundamental di sini merupakan titik pertemuan
antara kebutuhan minyak dunia dan produksi minyak dunia yang kemudian membentuk
harga pada titik tersebut.
Secara empiris, penawaran
minyak yang dalam hal ini merupakan produksi minyak akan dipengaruhi
ketersediaan cadangan untuk kemudian diproduksi menjadi minyak. Selanjutnya,
hal ini akan sangat tergantung kepada kemauan dan kemampuan negara-negara
pemilik cadangan tersebut untuk memproduksi minyak.
Dewasa ini kelompok negara
penghasil minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting
Countries (OPEC) yang memiliki sebagian besar cadangan minyak dunia menjadi
sangat dominan dalam menentukan besar atau kecilnya produksi minyak dunia.
Kesepakatan-kesepakatan yang terjadi di antara mereka, dengan kepentingan
kepentingan tertentu yang mengikutinya dari waktu ke waktu, telah menjadikan
naik turunnya produksi (supply) minyak secara kasat mata berada di tangan
negara-negara tersebut.
Sebaliknya dari sisi demand,
secara empiris permintaan dunia akan dipengaruhi oleh pemakaian minyak oleh
negara-negara, baik yang tergabung dalam dalam komunitas ekonomi misalnya
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi (Organisation for Economic
Co-operation and Development) yang disebut OECD maupun negara-negara yang
non-OECD.
Namun demikian, pada
kenyataannya demand minyak yang terjadi tidak secara langsung mencerminkan
kebutuhan total negara-negara di seluruh dunia (baik yang tergabung dalam OECD
dan non-OECD) ini untuk menggunakan minyak pada saat itu juga. Hal ini
disebabkan pergerakan dan pengiriman minyak dari suatu negara ke negara lain
memerlukan waktu.
Mengingat pada hakekatnya
minyak merupakan barang komoditas yang diperdagangkan, dalam jeda waktu
tersebut sangat dimungkinkan eskalasi keperluan dan spekulasi-spekulasi yang
pada akhirnya menjadikan demand minyak yang dimaksud bergerak naik dan
turun.
Spekulasi-spekulasi inilah yang
menjadikan demand minyak susah ditebak dan ditentukan arahnya karena hal
tersebut berkenaan langsung dengan barang dagangan lainnya, seperti mata uang
dan saham yang keseimbangannya tercipta di financial market.
ANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL
Menurut kami,Faktor fundamental
timbul karena munculnya demand (permintaan akan suatu barang yaitu minyak dari Negara-negara
yang tingkat kebutuhan akan minyak tersebut tinggi akan tetapi Negara tersebut
tidak mampu mengimbangi akan konsumsi tersebut. Negara pada faktor ini
khususnya adalah Negara-negara yang tingkat industrinya tinggi. Semakin tinggi
tingkat industry maka semakin tinggi pula konsumsi minyaknya, otomatis
permintaan akan meningkat dan hargapun akan naik untuk mengimbangi produksi
minyak tersebut. Karena itu, opec sangat berpengaruh dalam harga minyak internasional.
Faktor Nonfundamental
Faktor nonfundamental dalam
artian sebenarnya merupakan faktor-faktor yang selain faktor fundamental.
Maksudnya adalah faktor selain penawaran dan permintaan seperti yang dijelaskan
di atas. Pada kenyataannya, faktor-faktor inilah yang sejak dimulainya era
perdagangannya minyak sangat menentukan titik keseimbangan harga minyak yang
terjadi.
Hal ini menunjukkan bahwa
selain faktor fundamental, faktor nonfundamental ini juga sangat berpengaruh
pada titik harga minyak yang tercipta. Arah dari pergolakan faktor
nonfundamental ini sangatlah sulit untuk ditebak. Hal inilah yang kemudian
menjadikan arah pergerakan harga minyak dari waktu ke waktu juga susah untuk
diprediksi dengan tepat.
Dilihat dari posisi
perekonomian Indonesia, faktor penyebab eskalasi naik turunnya harga minyak
seperti yang tersebut di atas secara langsung mempengaruhi terbentuknya harga
minyak Indonesia yang biasa disebut dengan ICP (Indonesia Crude Price).
Sulitnya pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat menentukan asumsi pada titik harga ICP yang tepat dan presisi
dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), secara historis telah
menyebabkan perubahan-perubahan yang signifikan pada postur APBN.
Tidak hanya perubahan
signifikan pada pos penerimaan negara maupun pada pos pengeluaran negara untuk
subsidi energi (BBM dan listrik), namun juga menyebabkan perubahan signifikan
pada tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pada akhirnya, hal ini
akan berujung pada kebutuhan negara melakukan perubahan terhadap APBN di tengah
tahun (APBN-Perubahan) seperti halnya yang hingga tulisan ini dibuat tengah
dibahas pemerintah dengan DPR.
ANALISI FAKTOR NON FUNDAMENTAL
Faktor
non fundamental adalah factor lain diluar fakto fundamental, jika factor fundamental
memiliki 2 variabel yaitu demand dan price, maka dalam factor nonfundamental
ini memiliki kaitan diluar variable tersebut. Factor nonfundamental biasanya
terjadi ketika salah satu Negara anggota OECD maupun OPEC, mengalami gejolak
ekonomi maupun social, maka akan berdampak pada organisasi tersebut dan
mempengaruhi jumlah eksporting minyak bumi, maka secara otomatis akan berdampak
kepada seluruh anggota yang bergabung dalam organisasi itu, seperti bagan diatas.
SOLUSI
DAN PEMECAHAN MASALAH KENAIKAN BBM
Solusi pada masa
lalu dalam mendorong turunnya harga kebutuhan pokok tak akan efektif jika
pemerintah semata-mata hanya melakukannya dengan operasi pasar (pasar murah).
Pemerintah tak akan mampu melakukannya dalam kurun waktu yang agak lama.
Operasi pasar hanya solusi sesaat. Dampaknya juga sesaat.
Selain itu, secara bersamaan pemerintah tetap bertanggung jawab membenahi sistem logistik dan distribusi yang selama ini boleh dikatakan amburadul. Jika bisa diperbaiki, disparitas harga-harga antardaerah atau antarpulau tidak lagi terjadi secara mencolok akibat biaya logistik tinggi.
Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M.
Dosen Program Sarjana dan Pascasarjana Undiknas Denpasar; Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar
Selain itu, secara bersamaan pemerintah tetap bertanggung jawab membenahi sistem logistik dan distribusi yang selama ini boleh dikatakan amburadul. Jika bisa diperbaiki, disparitas harga-harga antardaerah atau antarpulau tidak lagi terjadi secara mencolok akibat biaya logistik tinggi.
Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M.
Dosen Program Sarjana dan Pascasarjana Undiknas Denpasar; Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar
Selain
itu, menurut kami masih ada beberapa solusi untuk mengatasi kenaikan harga BBM,
contohnya sebagai berikut:
v Tinjau
Kembali Pengeluaran Anda.
Dalam hidup ini kita selalu punya keinginan dan kebutuhan. BBM adalah kebutuhan Anda. Bagaimana dengan busana? Itu bagian dari keinginan Anda. Tanpa sadar kita sering protes saat harga kebutuhan naik.
Dalam hidup ini kita selalu punya keinginan dan kebutuhan. BBM adalah kebutuhan Anda. Bagaimana dengan busana? Itu bagian dari keinginan Anda. Tanpa sadar kita sering protes saat harga kebutuhan naik.
v Perhatikan
pemakaian BBM Anda.
Kalau Anda banyak menggunakan BBM untuk kendaraan Anda, coba lihat lagi bagaimana cara Anda mengemudikan kendaraan. Mengemudikan kendaraan dengan serabutan dan ugal-uigalan bikin bensin Anda lebih banyak terbuang percuma.
Kalau Anda banyak menggunakan BBM untuk kendaraan Anda, coba lihat lagi bagaimana cara Anda mengemudikan kendaraan. Mengemudikan kendaraan dengan serabutan dan ugal-uigalan bikin bensin Anda lebih banyak terbuang percuma.
v Tambah
Sumber Pendapatan Anda.
Kenaikan BBM selalu diikuti dengan kenaikan barang lainnya. Dan ini makin berat karena penghasilan masih tetap. Karena itu, saya tak bosan mengingatkan, kunci dalam menghadapi kenaikan harga barang, salah satunya adalah punya sumber penghasilan tambahan.
Kenaikan BBM selalu diikuti dengan kenaikan barang lainnya. Dan ini makin berat karena penghasilan masih tetap. Karena itu, saya tak bosan mengingatkan, kunci dalam menghadapi kenaikan harga barang, salah satunya adalah punya sumber penghasilan tambahan.
Masih banyak lagi cara untuk mengatasi kenaikan harga
BBM, Kenaikan harga BBM pasti akan mempengaruhi sendi-sendi Perekonomian.
Misalnya, sembako naik, tarif transportasi naik dan masih banyak lagi.
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan yang kami ambil dari semuanya, dalam
ekonomi makro, Ekonomi luas yang mencakup pola kegiatan ekonomi yang sangat
besar, peran pemerintah dibutuhkan sebagai fasilitator,sebagai incubator,
sebagai wadah yang menagtur, memanage dan mengaplikasikan dari semua yang telah
direncanakan untuk menjaga stabilitas perekonomian Negara. Peran pemerintah
juga dapat dikatakan sentral dan vital. Karena kami mengambil contoh kenaikan
BBM sebagai pola keterkaitan Ekonomi makro, jadi disinilah kami menampilkan
peran pemerintah yang dominan.
Kenaikan harga BBM, memang bergantung kepada nilai
atau harga minyak internasional, Negara-negara eropa dan Amerika yang didaulat
sebagai Negara Adidaya dalam perekonomian internasional, Sementara itu,
Negara-negara di kawasan Arab, sebagai Negara produsen Minyak Dunia,dan
penyuplai minyak dunia, jika kawasan Negara-negara tersebut mengalami krisis,
maka otomatis, Negara kita juga akan mengalami imbas dari krisis tersebut.
Memang sulit untuk menghindarinya, tapi kita masih bias mengelola dan memanage
segala sesuatu yang ada, apa lagi Negara kita masih memiliki sumber daya
manusia dan sumber daya alam yang masih dapat dikelola, jadi bukan tidak
mungkin lagi, kalau kita dapat melakukan inovasi yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar