INTERFAITH
DIALOGUE OF SURINAME
What’s
meaning interfaith dialogue
The term interfaith dialogue refers to
cooperative, constructive and positive interaction between people of different religious traditions (i.e.,
"faiths") and/or spiritual or humanistic beliefs, at both the
individual and institutional levels. It is distinct from syncretism or alternative
religion, in that dialogue often involves promoting understanding between
different religions to increase acceptance of others, rather
than to synthesize new beliefs.
Ø Pemerintah
Indonesia dan Suriname merupakan dua negara yang memiliki ikatan budaya yang
sangat kuat. Hal ini ditandai dengan banyaknya warga Suriname keturunan Jawa
(20 persen). Mengingat adanya hubungan historis yang erat ini maka kedua negara
berkeinginan untuk mempererat kerja sama terutama di bidang pendidikan dan
kebudayaan.
Ø Suriname sudah dimulai sejak bulan
Agustus 1951, ketika Suriname masih berada dibawah pemerintahan penjajah
Belanda, dengan membuka kantor perwakilan pada tingkat Komisariat di
Paramaribo. Kantor komisariat tersebut sejak tahun 1958 - 1964 ditutup akibat
merenggangnya hubungan antara Indonesia dan Belanda. Pada tahun 1964 pemerintah
Indonesia membuka kembali perwakilannya di Suriname pada tingkat Konsulat
Jenderal. Hubungan Indonesia - Suriname meningkat sejak tahun 1975 setelah
Suriname memperoleh kemerdekaan dari Belanda, dengan pembukaan perwakilan R.I
pada tingkat Kedutaan Besar.
Ø Artikel
ini meninjau desain penelitian dari tesis master "Keberagaman Agama di
Suriname dan Trinidad: Eksplorasi Pengembangan Kelembagaan agama Kristen,
Hindu, dan Islam" Algoe 2011. Kami mengidentifikasi beberapa keterbatasan
dalam desain yang ada, mengenai: 1 nomor, komparatif dan definisi dari
lingkungan sosial, 2 kriteria untuk memilih media sebagai kasus, 3 definisi
politik dan 4 hubungan antara agama dan etnis . Tidak seperti tesis Algoe yang
berfokus pada pengembangan kelembagaan agama dan hubungan antaragama, kami
mengusulkan alternatif desain dengan fokus pada lingkup nasional pengambilan
keputusan secara umum, dan interaksi antara lembaga-lembaga Negara
Ø Misi Puerto Rico San Juan Timur
Di
Karibia, Misi Puerto Rico San Juan Timur telah dibentuk dari sebuah pembagian
Misi Puerto Rico San Juan dan Indies Barat.
Misi
Puerto Rico San Juan yang terbaru mencakup kepulauan Puerto Rico, AS dan
Kepulauan Virgin Inggris, serta pulau Aruba, Bonaire, dan Curaçao.
Misi
Indies Barat mencakup pulau-pulau yang ada di Lesser Antilles dan negara-negara
sekitar Amerika Selatan seperti Guyana, Suriname, dan Guiana Prancis.
Pembagian
dari dua misi ini akan membentuk Misi Puerto Rico San Juan Barat, dahulu
namanya Misi Puerto Rico San Juan. Kantor pusat misi akan dipusatkan di San
Juan, dan misi itu akan meliputi separo bagian barat dari Puerto Rico. Itu juga
akan mencakup pulau Aruba, Bonaire, dan Curaçao.
Misi
Puerto Rico San Juan Timur yang baru juga akan dipusatkan di San Juan dan akan
terdiri dari dua wilayah dan satu distrik di Puerto Rico timur, juga
negara-negara yang berbahasa Inggris yang terdiri dari Pulau Virgin, Pulau
Virgin Inggris, Anguilla, St. Kitts dan Nevis, Antigua dan Barbuda, Montserrat,
Dominika, serta Barbados.
Misi
Indies Barat yang ada sekarang ini akan tetap berkantor pusat di Trinidad dan
akan dinamai Misi Trinidad dan Tobago. Itu akan mencakup negara-negara yang
berbahasa Prancis dan Belanda serta pulau-pulau di Area Karibia dan akan terus
mengawasi Trinidad dan Tobago yang berbahasa Inggris, Guyana, Granada, St.
Lucia dan St. Vincent, serta Grenadines.
Area-area
yang berbahasa Prancis adalah Guadeloupe, Martinique, Guiana Prancis, dan St.
Martin. Area-area yang berbahasa Belanda meliputi Suriname dan pulau-pulau di
bagian utara Antilles Belanda, termasuk St. Maarten, St. Eustatius, serta Saba.
Misi
baru tersebut akan mengurangi tuntutan perjalanan dan presiden misi dapat lebih
leluasa untuk menghubungi para misionaris serta para pemimpin imamat setempat.
Diadaptasi
dari Church News, 10 Februari 2007.
0 komentar:
Posting Komentar