Home » » Interfaith Dialogue of Suriname

Interfaith Dialogue of Suriname

Written By Unknown on Kamis, 08 November 2012 | 19.28



INTERFAITH DIALOGUE OF SURINAME

What’s meaning interfaith dialogue
The term interfaith dialogue refers to cooperative, constructive and positive interaction between people of different religious traditions (i.e., "faiths") and/or spiritual or humanistic beliefs, at both the individual and institutional levels. It is distinct from syncretism or alternative religion, in that dialogue often involves promoting understanding between different religions to increase acceptance of others, rather than to synthesize new beliefs.
Ø  Pemerintah Indonesia dan Suriname merupakan dua negara yang memiliki ikatan budaya yang sangat kuat. Hal ini ditandai dengan banyaknya warga Suriname keturunan Jawa (20 persen). Mengingat adanya hubungan historis yang erat ini maka kedua negara berkeinginan untuk mempererat kerja sama terutama di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Ø  Suriname sudah dimulai sejak bulan Agustus 1951, ketika Suriname masih berada dibawah pemerintahan penjajah Belanda, dengan membuka kantor perwakilan pada tingkat Komisariat di Paramaribo. Kantor komisariat tersebut sejak tahun 1958 - 1964 ditutup akibat merenggangnya hubungan antara Indonesia dan Belanda. Pada tahun 1964 pemerintah Indonesia membuka kembali perwakilannya di Suriname pada tingkat Konsulat Jenderal. Hubungan Indonesia - Suriname meningkat sejak tahun 1975 setelah Suriname memperoleh kemerdekaan dari Belanda, dengan pembukaan perwakilan R.I pada tingkat Kedutaan Besar.

Ø  Artikel ini meninjau desain penelitian dari tesis master "Keberagaman Agama di Suriname dan Trinidad: Eksplorasi Pengembangan Kelembagaan agama Kristen, Hindu, dan Islam" Algoe 2011. Kami mengidentifikasi beberapa keterbatasan dalam desain yang ada, mengenai: 1 nomor, komparatif dan definisi dari lingkungan sosial, 2 kriteria untuk memilih media sebagai kasus, 3 definisi politik dan 4 hubungan antara agama dan etnis . Tidak seperti tesis Algoe yang berfokus pada pengembangan kelembagaan agama dan hubungan antaragama, kami mengusulkan alternatif desain dengan fokus pada lingkup nasional pengambilan keputusan secara umum, dan interaksi antara lembaga-lembaga Negara

Ø Misi Puerto Rico San Juan Timur
Di Karibia, Misi Puerto Rico San Juan Timur telah dibentuk dari sebuah pembagian Misi Puerto Rico San Juan dan Indies Barat.
Misi Puerto Rico San Juan yang terbaru mencakup kepulauan Puerto Rico, AS dan Kepulauan Virgin Inggris, serta pulau Aruba, Bonaire, dan Curaçao.
Misi Indies Barat mencakup pulau-pulau yang ada di Lesser Antilles dan negara-negara sekitar Amerika Selatan seperti Guyana, Suriname, dan Guiana Prancis.
Pembagian dari dua misi ini akan membentuk Misi Puerto Rico San Juan Barat, dahulu namanya Misi Puerto Rico San Juan. Kantor pusat misi akan dipusatkan di San Juan, dan misi itu akan meliputi separo bagian barat dari Puerto Rico. Itu juga akan mencakup pulau Aruba, Bonaire, dan Curaçao.
Misi Puerto Rico San Juan Timur yang baru juga akan dipusatkan di San Juan dan akan terdiri dari dua wilayah dan satu distrik di Puerto Rico timur, juga negara-negara yang berbahasa Inggris yang terdiri dari Pulau Virgin, Pulau Virgin Inggris, Anguilla, St. Kitts dan Nevis, Antigua dan Barbuda, Montserrat, Dominika, serta Barbados.
Misi Indies Barat yang ada sekarang ini akan tetap berkantor pusat di Trinidad dan akan dinamai Misi Trinidad dan Tobago. Itu akan mencakup negara-negara yang berbahasa Prancis dan Belanda serta pulau-pulau di Area Karibia dan akan terus mengawasi Trinidad dan Tobago yang berbahasa Inggris, Guyana, Granada, St. Lucia dan St. Vincent, serta Grenadines.
Area-area yang berbahasa Prancis adalah Guadeloupe, Martinique, Guiana Prancis, dan St. Martin. Area-area yang berbahasa Belanda meliputi Suriname dan pulau-pulau di bagian utara Antilles Belanda, termasuk St. Maarten, St. Eustatius, serta Saba.
Misi baru tersebut akan mengurangi tuntutan perjalanan dan presiden misi dapat lebih leluasa untuk menghubungi para misionaris serta para pemimpin imamat setempat.
Diadaptasi dari Church News, 10 Februari 2007.


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar